Rabu, 18 Maret 2015

Alasan Bos Pelindo II Pakai Tarif Dolar Untuk Kapal Asing di Pelabuhan

Jakarta -RJ Lino, Direktur Utama PT Pelindo II (Persero), mengakui pihaknya mematok tarif jasa dalam dolar Amerika Serikat (AS) kepada perusahaan pelayaran asing. Namun, operator Pelabuhan Tanjung Priok ini punya alasan yang kuat.

Ketika berbincang di kantor detik.com, Rabu (18/3/2015), Lino menjelaskan perusahaan asing menerima pembayaran dari pelanggan mereka dalam dolar AS. Bila harus mengubahnya ke rupiah, tentu memakan biaya.

"Coba kita minta perusahaan pelayaran asing bayar kita pakai rupiah. Customer mereka kan bayar mereka pakai dolar, jadi dia (perusahaan pelayaran asing) harus ubah lagi ke rupiah. Beda beli sama jual kan 10%," papar Lino.

Selain itu, lanjut Lino, Pelindo II juga membeli berbagai peralatan dari luar negeri yang harus dibayar dengan dolar AS. Bila seluruh pendapatan Pelindo II dalam rupiah, tentu membeli peralatan dalam dolar AS akan menyebabkan risiko kurs.

"Saya kan harus beli equipment dari luar negeri. Kalau saya dapat rupiah, saya harus cover itu dengan hedging (lindung nilai) dan itu 7% sendiri. Katakan lah saya pinjam dari luar negeri bunganya 4%, jadi 11%. Artinya saya mesti cover itu, meneruskan kepada orang yang pakai (jasa pelabuhan)," jelas Lino.

Oleh karena itu, bisa-bisa Pelindo II harus menaikkan tarif kepada pengguna jasa agar bisa menutup biaya 11% tersebut. "Jadi kalau saya harus cover 11%, charge-nya kan beda," ujarnya.

Dengan praktik yang ada sekarang, Pelindo II tidak perlu melakukan hedging karena punya pendapatan dalam dolar AS. "Saya dapat natural hedging. Saya tidak usah hedging karena saya terima dolar saya bayar dolar," tutur Lino.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar